Monday, 20 April 2009

Pulang Kampung

Dialog Kewirausahaan

Didepan Mahasiswa Lebak

Di desa

Di desa Sukamaju

Di pasar

Di pesantren

Read more!

Tuesday, 24 March 2009

MARISSA HAQUE Bicara PKDRT Di Bondowoso

MARISSA HAQUE BICARA PKDRT DI BONDOWOSO

Di Bondowoso, pada tanggal 23 Feb 2008 yang lalu, istri dari IKANG FAWZI menjadi pembicara pada seminar yang diselenggarakan oleh Mahasiswa Kebidanan dari POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES MALANG PROGRAM KHUSUS D3 KEBIDANAN DI DINAS KESEHATAN BONDOWOSO.

Ada tiga pembicara dalam Seminar tersebut yaitu mba ICHA panggilan akrabnya MARISSA HAQUE dengan mengambil tema PEMBENAHAN SISTEM DAN PRESPEKTIF GENDER DIDALAM PENANGANAN PKDRT, Kapolres Bondowoso menyampaikan makalahnya dengan judul ASPEK HUKUM DAN MEKANISME PENANGANAN TINDAK PIDANA PKDRT, sedangkan Mahasiswi Kebidanan mengambil judul tentang PENCEGAHAN, PENANGGULANGAN DAN PENDAMPINGAN KORBAN KDRT TERHADAP PEREMPUAN OLEH BIDAN.

Pada seminar tersebut hadir 700 peserta 80 % diantaranya Ibu-ibu dan para remaja putri, selebihnya adalah Kaum Adam, cukup menarik ya, banyak bener wanita yang hadir, mungkin hal ini berkaitan dengan topic yang dilemparkan yaitu “FENOMENA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA”

Menurut Mba ICHA didalam pemaparannya mengatakan bahwa sebagian besar penyebab dari terjadinya kekerasan dalam rumah Tangga ( KDRT ) adalah permasalahan ekonomi, perselingkuhan yang dilakukan oleh suami dan yang paling menarik adalah akibat para istri ngga bekerja, yang terakhir ini disebutkan oleh ICHA bahwa riset di Indonesia menyebutkan bahwa para suami akan lebih respek / menghormati istrinya apabila sang istri lebih kaya atau sang istri juga bekerja dan gajinya melebihi sang suami, karena menurut data yang ada rata2 istri yang diceraikan oleh suaminya sebagian besar tidak ada pekerjaan alias ibu rumah tangga ASELI LHO, oleh sebab itu saya berpesan bagi para ibu atau para wanita dewasa yang sudah punya pacar, cari pekerjaan yang cukup untuk menghidupi keluarga, jangan tergantung pada pekerjaan suami, kalau bisa gajinya melebihi suami/ pacar, biar ngga ditinggalin atau dilecehkan oleh sang suami ataupun sang pacar, tapi perlu juga diingat jangan lupakan keluarga dan anak-anak lho soalnya memang itu sudah kodratnya, pasti ibu2 dan remaja putrikan tau itu, oke itu aja deh laporannya semoga tips tadi bisa dimanfaatkan biar tidak terjadi KDRT dilingkungan anda, dan saya berharap agar keluarga di Indonesia menjadi sejahtera & HARMONY, sesuai lagunya PADI yg terbaru otre, eh eh eh ada info lagi mengenai undang2nya bahwa keterangan dari seorang saksi korban aja udah cukup untuk membuktikan bahwa terdakwa bersalah lho !

( kalau biasanya 2 saksi untuk menjadi sah ) TIP’S bagi KORBAN KDRT: (1) Percayalah bahwa korban bukanlah pihak yang bersalah, pelakulah yg seharusnya mendapat hukuman atsa tindakan kejahatannya; (2) Apabila takut melapor ke Pihak yang berwajib carilah dukungan dari keluarga, teman, tetangga, yang dapat dipercaya, untuk membantu korban; (3) Cepat melapor ke Polisi terdekat, untuk mendapat perlindungan; (4) Jangan cepat-cepat membersihkan luka / jejak fisik dan simpanlah baik-baik barang bukti ( jangan dicuci dan dirubah keadaannya ) kemudian dokumentasikan bekas luka / jejak fisik, karena akan sangat berguna untuk pembuktian di Pengadilan; (5) Segera memeriksa diri ke Dokter dan Psikolog, karena tindak kekerasan sering menyisakan luka fisik & psikis, bahkan penyakit menular dan kehamilan.

Read more!

Tuesday, 10 March 2009

Marissa Haque Duta WWF untuk Badak Cula Satu Banten

Marissa Haque: Sang Duta yang Gigih memperjuangkan Pelestarian Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus)
Selain menjadi anggota DPR komisi IV yang membawahi bidang lingkungan, Marissa Haque juga merupakan selebritis dan produser film yang sangat peduli pada kelestarian Badak Jawa. Kepeduliannya diwujudkan dengan kesediaannya menjadi Duta bagi Badak Jawa, yang jumlahnya tinggal kira-kira 50-60 ekor.

Sebagai duta, Marissa juga ikut menyebarluaskan informasi tentang pentingnya pelestarian Badak, bahkan ia terlibat langsung dalam pembuatan film dokumenter tentang badak jawa yang saat ini masih dikerjakannya. Marissa selalu mengaitkan berbagai isu sosial ekonomi dengan pelestarian badak, karena kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan. “Saya akan bantu untuk mencari pasar ekspor bagi patung-patung badak yang dibuat oleh masyarakat sekitar,” tegasnya.

Diskusi santai di areal food court ini tidak hanya membicarakan Badak Jawa saja, tetapi juga berbagai aspek pelestarian terkait lainnya yang tidak boleh diabaikan untuk menjamin kelestariannya, mulai dari isu Usaha Kecil Menengah (UKM) hingga isu pemberdayaan perempuan. Tim WWF-Ujungkulon dengan kompaknya berbagi cerita tentang berbagai upaya yang dilakukan untuk melestarikan Badak Jawa ditengah situasi pelanggaran batas hutan dan penebangan liar yang marak terjadi di sekitar TN Ujung Kulon.

Iwan ‘Podol’, peneliti WWF-Indonesia di Ujungkulon membahas keadaan hewan yang perburuannya sudah dihentikan sejak tahun 1990-an ini. Pengalaman sehari-hari dilapangan saat melaksanakan uapay pelestarian dan perlindungan badak jawa, mengalir lancar dari Pak Uus, anggota Rhino Patrol Unit dari Balai Taman Nasional Ujung Kulon. Sementara Bapak Warca, ketua Koperasi Kagum dan Pak Komar dari Wakil Masyarakat Ujung Kulon bercerita bagaimana kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pembuatan
kerajinan, khusunya patung badak, wisata lingkungan, dan penyaluran credit union di sekitar Taman Nasional berdampak positif bagi upaya perlindungan lingkungan secara keseluruhan.

Kegiatan lain yang dilakukan adalah demonstrasi pembuatan patung badak, demo pembuata T’shirt badak, pameran foto hasil tangkapan camera traps, dan tentunya acara door prize. Sesi tanya jawab antara para nara sumber dengan peserta sangat dinamis, tampaknya selain pemandu acaranya memang piawai memancing minat peserta, tampaknya masyarakat mulai menyadari arti penting ikut berperan serta dalam upaya pelestarian lingkungan. Mudah-mudahan dimasa mendatang, bukan hanya Marisa Haque yang bersedia menjadi duta, tetapi muncul duta-duta lainnya dengan kegigihan dan keseriusan untuk melestarikan lingkungan.

Read more!

Monday, 9 March 2009

Marissa Haque Jadi Duta Batik Pertiwi Group

JOGJA (Joglosemar): Guna mendongkrak produk penjualan, gerai bisnis ritel batik dari Pertiwi Group, Batik Adiningrat dan Batik Ningrat memakai Marissa Haque sebagai duta batik.

Manajer Operasional Pertiwi Grup, Hilman Hakim kepada Joglosemar, Kamis (20/8) mengatakan, dipilihnya Marissa Haque sebagai Duta Batik Adiningrat dan Batik Ningrat dengan pertimbangan untuk lebih mempopulerkan citra Batik Adiningrat yang Elegan Klasik dan menjadi Trendsetter dan Batik Ningrat yang Dinamis dan Mapan baik dalam skala lokal maupun nasional.

“Targetnya adalah menanamkan dan meningkatkan citra produk Batik Adiningrat dan Batik Ningrat yang sesuai dengan karakter Marissa Haque yaitu cerdas, aktif, dinamis, mapan, wanita karier, banyak prestasi dan penuh kegiatan, keibuan, serta terkenal sebagai publik figur cukup lama.”
Sementara penandatanganan MoU Marissa Haque sebagai Duta Batik Adiningrat dan Batik Ningrat yang berlaku selama setahun tersebut, secara de facto diputuskan 23 Juli 2008, sedangkan secara de jure pada 1 Agustus 2008.

Pihak pertama yang menandatangani adalah Hilman Hakim selaku manajer operasional di Pertiwi Grup yang membawahi manajemen Batik Adiningrat dan Batik Ningrat dengan didampingi Novianna Sita Dewi selaku manajer pembelian dan Utami Purnamasasi selaku manajer pengembangan bisnis. Batik Adiningrat yang beralamatkan di Jalan Malioboro 73 dan Batik Ningrat yang berlokasi di Jalan Malioboro 23 ini merupakan gerai bisnis retail batik dari Pertiwi Group. (tor)

Read more!

Friday, 27 February 2009

Marissa Haque Perjuangkan HAM dan Pendidikan

Sebuah profesi akan menjadi yang tidak tepat apabila hanya memandangnya berdasarkan keahlian yang dikerjakan olehnya. Kenyataannya menarik misalnya seorang SBY juga mahir dalam bermain voli, atau ketika seorang atlet sepak bola memiliki izin praktek sebagi seorang dokter. Stigma seorang artis yang dinamakan Marisa haque merupakan fenomena tersendiri bagi dunia pendidikan di Indonesia. Seorang artis yang menyelesaikan berbagai gelar ini tampaknya kurang mendapat respon yang baik dari dunia birokrasi pendidikan seperti yang diungkapkan beliau dalam jumpa pers pada Kantor Kontras, Selasa, 6 Januari 2009.
Alasan utama dari marisa dalam mengungkapkan keadilan dan kepastian hukum dibagi menjadi 2 agenda besar. Pertama mengenai penegakan HAM atas bebasnya seseorang dari tindakan intimidasi dari siapapun yang melawan hukum; serta Kedua memberantas mafia pendidikan yang melegalkan adanya ijazah palsu. Kedatangan Marisa di Kantor Kontras merupakan suatu harapan baru bagi dunia pendidikan serta penegakan HAM. Marisa yang didampingi oleh Agus Yohanes selaku koordinator advokasi terhadap kasus beliau memperlihatkan semnagat yang berapi-api selama konfrensi pers. Kondisi Marisa yang sedang kurang baik pada saat itu tidak mematahkan semangatnya untuk mengungkapkan kasus posisi serta upaya hukum yang akan ditempuh beliau.
“Saya telah diintimidasi namun masih sopan”, ujar Marisa. Perasaan wanita yang lebih peka dan lembut tentu jangan dibandingkan dengan perasaan pria. Ada setidak-tidaknya 3 bentuk intimidasi yang dilakukan oleh berbagai pihak kepada marisa yang membuat beliau merasa tersakiti. Pertama ialah kunjungan salah suami istri, seorang anggota partai PPP yang memiliki suami di kepolisian yang meminta beliau untuk berhenti berjuang dalam permasalahan ijasah palsu dalam pemilihan Gubernur Banten. Serta Kedua, yang juga dialaminya ialah ketika suatu demonstrasi yang akhir-akhir ini ramai dilakukan di daerah Tanggerang, Banten, Beliau dihubungi oleh anak buah AKBP Kompol Djoko Purwadi untuk berhenti dalam berjuang dalam kasus ijazah palsu, karena beliau dituduh mengerakan salah satu demonstrasi yang berhubungan dengan kasus a quo.
Sedangakan untuk permasalaha pendidikan yang diangkat Marisa, haruslah disadarinya keberadaan Mafia Pendidikan. Layaknya sebutan mafia peradilan yang memperjual-belikan segala hal mengenai suatu perkara, maka sebutan mafia pendidikan akan lebih tepat bila digunakan kepada semua oknum yang secara nyata-nyata dapat memperjualbelikan sebuah hasil dari proses belajar mengajar yang dimanifestasikan dalam bentuk ijasah. Dunia pendidikan Indonesia kembali diterpa suatu permasalahan yang sedari dulu masih belum dibuktikan secara menyeluruh mengenai adanya oknum-oknum yang mengeluarkan ataupun mendapatkam ijasah palsu. Ijasah sebagai salah satu legitimasi kekuasaan acapkali disalahgunakan bagi oknum yang membutuhkannya untuk memenuhi suatu kriteria jabatan baik untuk memperoleh kekuasaan maupun menaikan posisi suatu jabatan tertentu. Hal inilah yang harus diperbaiki dalam sistem pendidikan di Indonesia karena pada hakikatnya pendidikan merupakan parameter hakikat moral bangsa. Sehingga adanya kasus ijasah palsu merupakan salah satu indikator moral bangsa yang harus dibenahi.
Upaya hukum yang dilakukan beliau untuk membereskan dunia pendidikan ini pernah tandas ketika pihak kepolisian dahulu pernah mengeluarkan SP3. Permasalahan yang sama juga terjadi ketika hampir 2 Tahun berjuang, dan selama 9 bulan tidak bisa menemui pihak kepolisian yang berwenang yakni AKBP Djoko Purwadi. Namun ketika Marisa didampingi oleh 14 advokat yang kebanyakan fresh graduate, ia bisa bertemu dengan AKBP Djoko Purwadi namun pertemuan tersebut masih tidak membuahkan hasil walaupun telah diusahakan oleh AKBP Asep Adi Samputra yang telah mengadakan gelar perkara kedua.

Read more!

Friday, 6 February 2009

Marissa Haque dan 5000 Tukang Sate Madura di Kota Bandung

KOMPAS/MOHAMMAD HILMI FAIQ
Marissa Haque saat berkampneye bersama Wali Kota Bandung Dada Rosada di Kecamatan Ujung Berung, Bandung.


Kamis, 5 Februari 2009 | 21:49 WIB

JAKARTA, KAMIS — Mantan politisi PDI-P yang kini hijrah ke PPP, Marissa Haque, menyadari, figur publik memang bukan jaminan bisa melenggang jadi calon wakil rakyat dan berkantor di Senayan. Marissa, atau politisi yang kerap disapa “Mbak Ica” ini mengaku, punya trik khusus untuk mendapatkan dukungan. Terlebih, daerah pemilihannya (dapil) I Jawa Barat, diisi oleh para politisi andal.

“Saya tak begitu risau dengan putusan MK itu. Yang terpenting sekarang ini sudah harus rajin turun ke bawah, menjalin hubungan dengan konsituen. Berusaha membaur dengan mereka,” kata Marissa Haque kepada Persda Network, Kamis (5/2).

Istri mantan penyanyi rock ini mengaku, kini sudah berhasil merektut sekitar 5.000 tukang sate di Kota Bandung yang akan memberikan dukungan kepadanya. Dukungan para tukang sate yang mayoritas asli Madura, Jawa Timur, ini diakuinya adalah modal menghadapi para caleg lainnya di pemilu legislatif yang sedianya akan digelar pada bulan April nanti.

“Alhamdulillah, saya sudah mengumpulkan sekitar 5.000 tukang sate di Bandung. Saya pakai metode air, mengalir begitu saja. Tanpa ada iming-iming janji yang muluk-muluk. Sebagai perempuan, dengan adanya dukungan itu tak membuat saya khawatir, apalagi siapapun yang terpilih nanti tentunya sudah kehendak dari rakyat yang memilihnya,” katanya.

“Putusan MK bagi saya adalah keputusan yang manusiawi kok. Siapa pun caleg, dari partai mana pun, tentunya beranggapan sama seperti saya. Tak perlu ada yang harus dirisaukan,” kata Marissa.

Lain lagi cerita politisi perempuan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang juga Ketua DPP PKS Bidang Kewanitaan Hj Ledia Hanifa, M.Ps. Ledia kebetulan satu dapil dengan Marissa Haque, dapil Jabar I. Politikus wanita kidal ini mengaku tak punya strategi menarik untuk menjaring konsituen. Waktu luang yang tersedia ia pergunakan dengan baik untuk menyapa warga Kota Bandung. Saking seringnya menemui warga, Ledia mengaku lupa untuk mandi.

“Kalau sudah mengunjungi warga, bisa sampai pagi, pulang larut malam. Sebagai wanita, kodratnya harus tetap dikedepankan, terus memantau perkembangan anak di tengah jadwal serta kesibukan yang padat sekarang ini. Bahkan, kadang sampai kelupaan mandi. Sudah konsekuensi,” aku Ledia.

“Yang paling diutamakan kan komunikasi. Berkomunikasi dengan keluarga jangan sampai lupa. Berkomunikasi dengan umat tentu tak dilupakan juga dong. Bagi saya, keputusan MK yang menetapkan suara terbanyak adalah sebuah konsekuensi yang harus kami jalankan. Bukan risiko, tetapi tantangan yang dijalankan harus dengan percaya diri dan insyaAllah penuh keyakinan,” kata Ledia.

Daerah pemilihan Jawa Barat, salah satu dapil yang paling menarik. Di sana bertabur nama-nama beken untuk saling berebut menjadi wakil rakyat yang harus mendapat mandat dari rakyat. Selain nama Marissa Haque dan politisi PKS Ledia Hanifa, ada juga nama-nama seperti Rieke Diah Pitaloka (Oneng) caleg PDI-P, Tere (Partai Demokrat), Deri Drajad (PAN), atau Rachel Maryam (Gerindra). Berdasar data KPU, dari 11 dapil Jabar ada 1.806 caleg yang akan bertarung. Figur artis Tengku Firmansyah (PKB), dan Ahmad Wijaya atau Bangkit Sanjaya (Golkar) juga melakukan peruntungan nasib di Jawa Barat. (Persda Network/Rachmat Hidayat)

Read more!

Friday, 25 July 2008

Kota Bandung: Ikang Fawzi Goyang Massa Dada-Ayi

Ikang Fauzi yang turut menjadi jurkam menggoyang warga.
Kamis 24/07/2008 13:56 WIB

Fotografer - Andri Haryanto

Kampanye pertama pasangan nomor 1 Dada-Ayi yang dimulai sejak pagi tadi masih berlangsung hingga saat ini. Artis Ikang Fauzi ikut berorasi mengampanyekan pasangan nomor urut satu ini.

Read more!